Wasiat (Nasihat) Luqman Kepada Anaknya
Nasihat Luqman kepada anaknya, tersebut didalam Al-Quran, surah Luqman ayat 13-19 yang ertinya sebagai berikut :
1. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
dikala sedang memberinya nasihat, (katanya) : Hai anakku! Janganlah engaku
mempersekutukan allah, kerana sesungguhnya syirik itu adalah suatu penganiayaan
yang besar.
2. Dan kami wajibkan manusia (taat) kepada ibubapa, ibunya
yang telah mengandongnya (dengan menderita) lemah bertambah lemah dan berhenti
menyusukannya dalam masa dua tahun (kami perintahkan): "Hendaklah engkau
bersyukur kepada ku dan kepada ibubapa mu, kepada kulah tempat kembali.
3. Dan jika keduanya memaksamu supaya engkau mempersekutukan
aku (dengan sesuatu) tanpa ada pengetahuanmu padanya, tapi gantilah keduanya
dengan baik dalam (urusan) dunia, turutlah jalan orang yang kembalimu, maka aku
akan mengabarkan kepadamu segala apa yang telah kamu kerjakan.
4. Hai anakku! "Sesungguhnya jika ada (amal-amal) itu
sebesar biji sawi (sekalipun), biar adanya didalam batu, atau dilangit, ataupun
dibumi, nescaya allah akan tunjukkan (memperlihatkannya).Sesungguhnya allah
maha halus lagi maha mengetahui".
5. Hai anakku! "Dirikanlah solat dan suruhlah (manusia)
berbuat kebajikan dan laranglah dari perbuatan yang mungkar dan sabarlah atas
sesuatu (musibah) yang menimpamu.Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari
urusan-urusan yang dipastikan (allah).
6. Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari manusia
(kerana sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
"Bermacamlah pendapat ahli Tafsir mengenai sejarah
Luqman .Ada yang mengatakan dia Nabi pada masa antara Isa dan Muhammad s.a.w .
Ada yang mengatakan kadi pada masa Bani Israil dan lain-lain pendapat. Tapi
pendapat yang paling banyak mengatakan, bahawa Luqman bukanlah Nabi, tapi
seorang yang diberi allah 'HIKMAH' yang hidup pada masa Nabi Daud a.s".
7. Dan berlakulah sederhana dalam berjalan dan rendahkanlah
suaramu (dalam berbicara) sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara
keldai.
Nasihat Luqman kepada anaknya selain yang bertemu didalam
Al-quran surat Luqman dari ayat 13-19, juga tersebut didalam beberapa kitab.
Diantaranya tersebut didalam "Tafsir Ruhul Ma'ani", jilid ke 21,
halaman 83, dan kitab "Hidayatullah Mursyidin" oleh Guru Besar Syekh
Ali Mahfuz yang ertinya sebagai berikut :
1. Hai anakku! ketahuilah sesungguhnya dunia laksana lautan
yang dalam, banyak manusia yang karam kedalamnya.Kalau engkau ingin selamat,
supaya jangan karam, layarilah dia dengan sampan yang bernama taqwa, isinya
ialah iman dan layarnya ialah tawakal kepada allah.
2. Orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk
menerima nasihat maka dirinya akan mendapat penjagaan dari allah, orang yang
biasa dirinya insaf dan sabar kerana menerima nasihat orang lain, tandanya
orang itu akan sentiasa menerima kemuliaan dari allah, berasa hina diri dalam
beribadat dan bertaat kepada allah ta'ala akan menimbulkan rasa lebih dekat
kepada allah dan lebih menghindarkan diri kepada maksiat.
3. Marahnya orang tua dalam mendidik anaknya, tak ubahnya
seperti pupuk bagi tanam-tanaman.
4. Hai anakku! Jauhkanlah dirimu dari berhutang sesungguhnya
berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.
5. Hai anakku! Selalulah berharap kepada allah
harapan-harapan yang hasilnya tidak akan membawa engkau untuk menderhakai
allah, takutlah kepada allah dengan sebenar takut yang biasa melapaskan engakau
dari sifat berputus asa terhadap rahmat allah.
6. Seorang pendusta lekas hilang air mukanya (tak dipercayai
orang) dan seorang yang sudah rosak akhlaknya akan banyak gelamunnya terhadap
yang salah-salah, memindahkan batu yang besar lagi berat dari tempatnya
ketempat yang lain, lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang
tidak mahu mengerti.
7. Hai anakku! Engkau sudah merasakan bagaimana beratnya
membawa batu yang besar, besi yang berat dan lain-lain yang sangat beratnya,
tapi akan lebih berat lagi dari itu, bila mempunyai tetangga yang jahat, engkau
telah merasakan bermacam-macam kepahitan tapi akan terasa lebih pahit lagi bila
hidup dalam keadaan fakir dan miskin.
8. Hai anakku! Engkau jauhilah bersifat dusta, sebab
berdusta itu enak sekali mengerjakannya, seperti enaknya memakan daging burung,
sedikit saja berdusta, akibatnya tetap akan memberi bahaya.
9. Hai anakku! Kalau bertemu dua kejadian, antara menjenguk
orang mati dengan menghadiri pesta kahwin maka pergilah menjenguk orang mati,
sebab akan mengingati diri pulang kekampung akhirat, sedang menghadiri pesta
kahwin hanya mengingati diri kepada kesenangan duniawi saja.
10. Hai anakku! Janganlah engaku makan sampai kenyang yang
berlebih-lebihan.Sesungguhnya memberikan makanan yang engkau makan sampai
kenyang berlebih-lebihan itu kepada seekor anjing adalah lebih baik daripada
engkau memakannya.
11. Hai anakku! Janganlah engkau terus menerus menelan
kerana manisnya sesuatu, dan jangan pula lekas engkau muntahkan kerana
pahitnya.(Yang manis itu biasanya mendatangkan penyakit,sedangkan yang pahit
biasa menjadi ubat)
12. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang
bertaqwa kepada allah,rundingkanlah urusanmu kepada alim ulama' (dengan cara
minta nasihat kepadanya)
13. Bukanlah baik namanya, bila engkau selalu mempelajari
segala macam ilmu yang belum engkau ketahui, sedang ilmu yang telah diperolehi
belum lagi engkau amalkan. Hal seperti ini tak ubahnya dengan perbuatan
seseorang yang mencari kayu api, setelah dikumpulkan,lalu dipikulnya, tapi dia
tak kuat membawanya , kemudian dia tambah lagi.
14. Hai anakku! Kalau engkau ingin hendak mengambil
seseorang menjadi teman, maka ujilah dia lebih dahulu dengan cara membuat dia
marah, kalau dia di waktu marahnya masih memberikan keinsafan (kesedaran)
kepada engkau, maka bolehlah dia dijadikan teman, kalau tidak begitu, maka
hendaklah engkau berhati-hati.
15. Hendaklah selalu tutur katamu baik dan wajahmu manis, engkau
akan lebih disukai orang lebih disukainya dari orang-orang yang sudah pernah
memberikan pemberian yang mahal-mahal.
16. Hai anakku! Kalau engkau berteman, tempatkanlah dirimu
sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya, dan pasti dia akan
selalu mengharapkanmu.
17. Hai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tindak
tandukmu, seperti orang yang tidak mengharapkan pujian seseorang dan tidak pula
menimbulkan celaan orang.Dirinya bekerja kelihatan letih, tapi manusia selalu
memandangnya dengan tenang.
18. Hai anakku! Usahakanlah jangan sampai keluar dan mulutnu
kata-kata kasar, sesungguhnya engkau akan selamat bila engkau bersifat
pendiam.Kalau akan berbicara juga, bicaralah yang akan mendatangkan manfaat
kepada orang lain.
19. Hai anakku! Janganlah engkau condong ke dunia ini dan
janganlah hatimu repot kerana dunia saja, kerana engkau dijadikan allah
bukanlah untuk dunia. Tidak adalah makhluk yang dijadikan allah, lebih hina
daripada orang yang telah terpedaya oleh dunia. Mati sebab akan mengingati diri
pulang ke kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta kahwin hanya mengingati
diri kepada kesenangan duniawi saja.
20. Hai anakku! Janganlah engkau ketawa kalau bukan kerana
sesuatu yang mencengangkan (menggelikan), janganlah engkau berjalan tanpa ada
tujuan yang tertentu, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak berguna
bagimu, janganlah menyia-yiakan hartamu, sedangkan harta orang lain engkau
pelihara, kerana sesungguhnya yang menjadi hartamu ialah yang engkau usahakan,
sedang harta orang lain itu belum tentu menjadi milikmu.
21. Hai anakku! Siapa yang penyayang tentu akan disayangi
orang pula, siapa yang tidak pandai menahan lidahnya berkata yang buruk tentu
dia akan menyesal akhirnya.
22. Hai anakku! Bergaul rapatlah dengan alim-ulama', diam
dan dengarlah baik-baik segala nasihatnya, sesungguhnya hati akan hidup dengan
adanya cahaya hikmah (ilmu pengetahuan) sebagaimana tanah biar subur kerana air
hujan, janganlah engkau membantah mereka, tentu mereka akan marah kepadanya.
23. Engkau ambillah harta benda dunia ini sekadar keperluan
dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk keperluan di akhirat nantinya,jangan
engkau tendang kehidupan dunia ini seluruhnya, engkau akan menjadi pengemis
yang akan menambah berat tanggungjawab orang lain. Janganlah engkau berteman
dengan orang bodoh dan janganlah pula dengan orang yang bermuka dua (tidak
berpendirian)
Kredit kepada:
Terbitan : Bahagian Pengurusan dakwah, Jabatan Agama Islam
Selangor
0 comments:
Post a Comment